Catatan Seminggu Kisah Cinta Seorang Jomblo
Inilah Kisah Gw!
Hari-1Hari ini aku terbangun dengan penuh sumringah. Setelah terlelap dan memimpikanmu dengan indah, aku kembali ke dunia nyata ini. Yang nyatanya, benar-benar membuat aku pusing memikirkannya. Dan hari ini aku membuat sebuah sumpah, atau keyakinan dalam hati :
Dan saat itu, aku juga belajar satu hal. ''Saat Kau Mengharapkan Sesuatu dan Kau Tak Mendapatkannya, Saat Itulah Sesakit-sakitnya Hati''....
Hari-2
Seperti biasa, ku jalani hidup ini layaknya seorang mahasiswa biasa. Dimana rutinitas belajar sangat dituntut. Lebih dituntut dari pada hasilnya.
Hari ini aku melihatmu. Aku melihatmu berdiri dengan anggunnya di depan kelas, dan mata kita saling bertemu. Sayangnya, tatapan matamu adalah momok terbesar bagiku. Seolah, aku takut kau tahu dengan apa yang aku rasakan. Dan aku mampu mengabaikan pandanganku dari mu dengan cepatnya. Aku menghancurkan momen yang tepat, hanya dilandaskan dengan perasaan bodoh yang dinamakan takut.
Hari-3
Pertemuan bukan lagi hal yang ku harapkan. Memandang dari kejauhan saat kau memasuki kelasmu, sudahlah cukup berarti untuk menghibur hati ini.
Meski aku yakin, bahkan kau takkan peduli...
Hari-4
Dunia maya, seolah menjadi tempat yang membuat aku berani untuk berjumpa. Karena di sana, takkan aku jumpai sepasang bola mata yang bisa membuat hati ini malu dan takut.
Kita berjumpa di sana. Aku coba untuk menyapamu dengan sabarnya, namun sayang, kau tak mempedulikannya. Saat ku lihat semua tentangmu, aku merasa , ada seorang di sana yang lebih akrab denganmu. Dan dia, lebih pantas untuk kau cintai.
Hari-5
Aku mencoba untuk tak peduli. Ku coba untuk menghindari semua hal yang membuatku ingat akan dirimu.
Aku masih punya banyak kawan di luar sana, yang bisa membuatku untuk tak sempat memikirkan dirimu. Setidaknya, aku bisa tertawa lepas satu harian ini.
Hari-6
Hari ini, aku membuktikan kebenaran sebuah teori. Sebuah teori perasaan yang diucapkan oleh seorang kawanku. 'Saat kau mencoba untuk menjauhi seseorang, saat itulah kau sadar betapa kau merindukannya'.
Karenanya, sepulang sekolah aku mencoba untuk menyempatkan diri untuk berjumpa denganmu. Sayangnya, kau telah meninggalkan sekolah ini lebih cepat dari siapapun. Itulah yang aku sadari sekarang.
Bagaimana aku mendekati dirimu, jika jadwal kita masing-masing, menyulitkan kita untuk bertemu?
Saat aku ingin mencurahkan hal ini pada seseorang, aku gagal. Gagal hanya karena sebuah alasan bodoh yang kusebut lupa.
Hari-7
Aku mulai berpikir untuk mencurahkannya disini, seolah berteriak
'INILAH YANG KURASAKAN SETIAP MINGGU, COBA KAU BAYANGKAN!'
Comments
Post a Comment